Sesungguhnya pada diri setiap manusia, telah ditetapkan bagi mereka rezekinya sejak roh ditiupkan pertama kali ke dalam kandungan ibu. Sebagaimana telah disebutkan bahwa rezeki telah ditetapkan, hanya tinggal bagaimana cara kita meraih rezeki tersebut. Baik itu dengan jalan halal dan penuh keberkatan, atau dengan jalan haram yang mendatangkan kemurkaan Allah. Maka tidak salah jika banyak yang lebih suka mengatakan menjemput rezeki lebih penting daripada mencari rezeki. Jika pintu rezeki ditutup Allah, maka dunia terasa menghimpit diri kita. Islam telah mengajar umatnya bahawa meninggalkan ketaqwaan di dalam apa saja aspek kehidupan akan mengundang kemiskinan dan kesusahan. Macam-macam kemiskinan bisa terjadi jika taqwa tidak dimiliki. Semuanya seperti yang termaktub di dalam alquran dan sunnah Rasulullah SAW. Tidak miskin harta, seseorang yang melakukan dosa terus menerus tanpa taubat bisa jadi miskin iman, miskin hidayah, miskin ilmu, miskin akhlak dan adab, miskin hargadiri dan jati diri. Dalam kata-kata yang lain, jika taqwa menjadi faktor ‘pengundang’ rezeki, keberkatan dan rahmat Ilahi, maka kesan dosa, maksiat dan mungkar adalah sebaliknya. Lalu, pernahkah selama ini terfikir dan terlintas di hati kita, jika dosa yang kita lakukan baik terhadap Allah dan sesama manusia selama ini menjadi faktor atau penyebab ‘sempit’ dan ‘terhalang’nya rezeki Allah dari rezeki kita? disebut di dalam sebuah kitab Musnad, “Sesungguhnya manusia terhalang dari rezeki di sebabkan dosa-dosa yang dikerjakannya.” Dalam sepotong hadis yang diriwayatkan oleh Ad Dailami, Rasululah SAW bersabda: “Perbuatan zina itu mewariskan (mendatangkan) kefakiran (kesusahan) .” Tanpa asas taqwa, walaupun seseorang itu dilihat melimpah ruah hartanya, ia tidak lebih merupakan ‘istidraj’ dari Allah. Itulah pemberian yang disertai laknat dan kutukan. Mahukah kita dikaruniakan rezeki seperti itu? Mahukan kita memberikan yang seperti itu? Kalau jawapan kita ‘ya’, maka kita tidak lebih seumpama Qarun, Tha’labah Yahudi Mabuk serta yang sama waktu dengan mereka. Bagi golongan ini uang, harta dan kemewahan adalah segala-galanya. Dari mana punca dan sumbernya, mereka tidak pernah perdulikannya. Lihatlah pengakhiran mereka. Tiada apa lagi yang bisa menahan mereka daripada terkubur hina bersama dengan harta haram dan syubhat yang mereka usahakan selama ini. Firman Allah s.w.t.yang bermsksud : “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari kesusahan, dan diberikanNya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah mencukupkan keperluannya.” (Surah At-Talaq ayat 2-3) Antara penyebab rezeki sulit di dapat : 1) Jauhnya hubungan dengan Allah S.W.T. 2) Dosa. 3) Punca rezeki yang tidak berkah. 4) Bakhil. (Tidak bersedekah dan mengeluarkan zakat.) 5) Tidak mensyukuri nikmat yang diberi. 6) Ujian. Kadangkala seseorang pernah bertanya pada diri sendiri, “Kenapa rezeki saya sulit? Buat berbagai usaha tetapi masih gagal untuk mencapai tujuannya?Berdagang merosot, puas aku berdoa dan minta pertolongan Allah tetapi masih tidak dimakbulkan-Nya?” Perlu di ingat bahwa Allah S.W.T. Maha Mengetahui apa akan terjadi kepada para hamba-Nya dilambatkan permohonannya adalah untuk kebaikan hambanya sendiri. Karena taqwanya belum mantap, maka diuji lagi supaya semakin banyak ia berusaha, berdoa dan bertawakal sehingga akan melahirkan hubungan yang erat hatinya dengan Allah S.W.T. dan Dia ingin memberikan pahala yang besar kepadanya diatas kesabarannya. Oleh sebab itu kita harus berbaik sangka kepada Allah S.W.T. berdoa dan terus berdoa jangan putus asa. Cepat atau lambat dikabulkan doa kita adalah urusan Allah S.W.T. Sebagai kesimpulan, terdapat banyak perkara yang bisa menghalang dan membuat begitu susahnya rezeki untuk kita dapatkan. Dalam usaha mencari rezeki di atas dunia ini, jangan sampai menjauhkan kita daripada beribadah dan mangingat Allah. Oleh itu, kita perlu bertawakal kepada Allah dengan hakikat tawakal yang sesungguhnya. Kita harus berusaha dan berikhtiar tetapi meletakkan pergantungan sepenuhnya kepada Allah. Kalau dapat apa yang kita inginkan, bersyukurlah. Kalau sebaliknya, bersabarlah dan berbaik sangka dengan Allah. Yang penting, kita harus tahu meletakkan kepentingan antara dunia dan akhirat. Jangan gadaikan akhirat demi dunia yang hanya sementara ini. Berusaha dan berikhtiarlah, kerana ia sunnatullah. tapi ingat, ia tidak akan dapat mengatasi takdir Allah S.W.T. Semoga apa yang di sampaikan dapat memberi manfaat.
Silahkan Berkomentar Dengan Sopan...terimakasih.
BalasHapus