Rezeki di dalam Islam bukan hanya terbatas kepada uang dan harta. Jangkauan rezeki yang disebut oleh Allah ta'ala dan Rasulullah sangat luas sekali melebihi rezeki yang kita sangka. Hakikatnya orang yang ‘memberi' dan menyumbang akan mendapatkan ganjaran dari Allah dalam berbagai macam-macam bentuk, bahkan juga melampaui material dan spiritual. Rezeki adalah sesuatu yang telah dijamin oleh Allah kepada hambanya. Rezeki yang kita dapat tu bukan hak mutlak kita seorang saja, tetapi ada hak orang lain di dalamnya. Allah SWT tidak membebani manusia harus menjadi seseorang yang kaya harta. Allah SWT hanya membebani manusia agar berusaha sesuai dengan kemampuan. Dan hasilnya itu hanya di tangan Allah. Allah SWT telah melapangkan dan menyempitkan rezeki seorang sesuai dengan kehendak-Nya. Dan itu merupakan taqdir kauni, sebagaimana firman-Nya : أَوَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ”Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya ? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman” [QS. Az-Zumar : 52]. Kedudukan harta dan kekayaan tidak bisa di sejajarkan atau bahkan lebih tinggi dengan kedudukan iman dan ibadah kepada Allah. Hal itu sebagaimana yang disiratkan Allah SWT dalam ayat-Nya : الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا ”Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal dan sholeh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan” [QS. Al-Kahfi : 46]. Kekayaan adalah amanah dari Allah SWT yang harus diuruskan dengan sebaik-baiknya. Konsep amanah ini menunjukkan bahawa segala kekayaan yang dianugerahkan oleh Allah adalah merupakan pinjaman semata di dunia ini. Walaubagaimanapun, yang Maha Pemurah dan Maha Luas sifatnya memberikan kebebasan kepada hambanya menggunakan nikmat ini untuk manfaat dunia dengan berpandukan Syariah. Melaksanakan amanah ini dengan baik bukan saja akan mendapat kesenangan duniawi, tetapi Allah akan memberikan ganjaran pahala sebagai bekalan di Akhirat nanti. Selain itu, kekayaan adalah merupakan salah satu jalan menuju kesuksesan. Ayat 10-12, Surah As-Saff yang bermaksud: "Wahai orang-orang yang beriman! Mahukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dan ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung." Dengan memahami kedua-dua konsep kekayaan dalam Islam ini, maka aspek perancangan keuangan haruslah diberi perhatian. Melaksanakan perancangan keuangan yang baik dan berkesan merupakan suatu Ibadah dengan tujuan menjaga Amanah daripada Allah dan salah satu cara mencapai kesuksesan di dunia dan di akhirat sebagaimana janji Allah yang disebutkan diatas. Seorang Muslim yang beriman itu adalah baik, tetapi seorang Muslim yang beriman dan menggunakan kekayaan anugerah Allah untuk kemaslahatan(kebaikan) ummah adalah lebih dicintainya.
Silahkan Berkomentar Dengan Sopan...terimakasih
BalasHapus