Minggu, 31 Juli 2016

Bahaya Dari Kekayaan Yang Melimpah Dan Berlebihan

Sahabat berkata "kami sedang duduk bersama Rasulullah s.a.w. di dalam masjid. Tiba-tiba datang Mus'ab bin Umar r.a. dan tiada di atas badannya melainkan hanya sehelai selendang melekat pada kulit. Tatkala Rasulullah s.a.w. melihat kepadanya Baginda menangis dan meneteskan air mata karena teringat kemewahan Mus'ab ketika berada di Mekah dahulu (karena sangat dimanjakan oleh ibunya) dan karana memandang nasib Mus'ab sekarang (ketika berada di madinah sebagai seorang Muhajirin yang terpaksa meninggalkan semua harta benda dan kekayaannya di Mekah). Kemudian Rasulullah bersabda, "Bagaimanakah keadaan kamu pada suatu saat nanti, pergi di waktu pagi dengan satu pakaian dan pergi di waktu malam dengan pakaian yang lain. Dan bila diangkatkan satu hidangan diletakkannya satu hidangan yang lain. Dan kamu menutupi (menghias) rumah kamu seperti kamu memasang kelambu Ka'bah?".Maka jawab sahabat, "Wahai Rasulullah s.a.w. tentunya diwaktu itu kami lebih baik daripada hari ini. Kami akan memberikan penumpuan kepada masalah ibadah saja dan tidak usah mencari rezeki". Kemudian Rasulullah bersabda, "Tidak! Keadaan kamu di hari ini adalah lebih baik daripada keadaan kamu di hari itu". - Riwayat Tarmizi Hadis diatas menerangkan bahwa manusia yang mendapat kekayaan dan kelapangan harta dalam kehidupan, siang dan malam pakaianya silih berganti, hidangan makanan tidak pernah putus, rumah tersergam indah dengan hiasan yang bermacam-macam, manusia sering menyangka apabila semuanya sudah ada, maka akan lebih mudah mengerjakan ibadah. Tetapi Rasulullah s.a.w. mengatakan, "Keadaan serba kekurangan itu adalah lebih baik untuk kita". artinya lebih memungkinkan kita untuk beribadah. Kemewahan hidup banyak menghalang seseorang dari beribadah kepada Allah s.w.t.dimana seperti yang terjadi saat ini. Kekayaan dan kemewahan yang sudah ada, selalu menyibukkan kita dan menghalang dari melaksanakan beribadah. Kita sibuk mengumpulkan harta dan sibuk menjaganya dan yang paling disayangkan adalah sibuk untuk menambah harta lebih banyak lagi sehingga tidak ada waktu sedikitpun yang disempatkan untuk melaksanakan ibadah. Tidak ada perbedaan seperti apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah s.a.w, "Seandainya seorang anak adam itu telah mempunyai satu jurang emas, dia akan berhasrat untuk mencari jurang yang kedua, sehinggalah dia masuk kedalam tanah (menemui kematian)". Begitulah gambaran yang sebenarnya terhadap ketamakan manusia dalam menimbun harta bendauntuk kekayaan. Ia senantiasa mencari dan menambah, sehinggalah ia menemui kematian. Maka disaat itu, barulah mereka sadar dengan seribu satu penyesalan. akanTetapi penyesalan di saat itu sudah tidak berguna lagi. Biarlah kita mencari harta benda dunia dengan batas-batas keperluan saja, tapi jika lebih bisa digunakan untuk menolong orang lain yang kurang bernasib baik, sukailah sifat beramal dan suka bersedekah, sebagai simpanan untuk hari akhirat kelak. Orang yang bijak adalah orang yang mempunyai perhitungan untuk masa depan akhiratnya dan ia menjadikan dunia ini tempat bertanam dan akhirat tempat memetik hasilnya.

Sabtu, 30 Juli 2016

Pengertian Rezeki dan kekayaan dalam pandangan islam

Rezeki di dalam Islam bukan hanya terbatas kepada uang dan harta. Jangkauan rezeki yang disebut oleh Allah ta'ala dan Rasulullah sangat luas sekali melebihi rezeki yang kita sangka. Hakikatnya orang yang ‘memberi' dan menyumbang akan mendapatkan ganjaran dari Allah dalam berbagai macam-macam bentuk, bahkan juga melampaui material dan spiritual. Rezeki adalah sesuatu yang telah dijamin oleh Allah kepada hambanya. Rezeki yang kita dapat tu bukan hak mutlak kita seorang saja, tetapi ada hak orang lain di dalamnya. Allah SWT tidak membebani manusia harus menjadi seseorang yang kaya harta. Allah SWT hanya membebani manusia agar berusaha sesuai dengan kemampuan. Dan hasilnya itu hanya di tangan Allah. Allah SWT telah melapangkan dan menyempitkan rezeki seorang sesuai dengan kehendak-Nya. Dan itu merupakan taqdir kauni, sebagaimana firman-Nya : أَوَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ”Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya ? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman” [QS. Az-Zumar : 52]. Kedudukan harta dan kekayaan tidak bisa di sejajarkan atau bahkan lebih tinggi dengan kedudukan iman dan ibadah kepada Allah. Hal itu sebagaimana yang disiratkan Allah SWT dalam ayat-Nya : الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا ”Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal dan sholeh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan” [QS. Al-Kahfi : 46]. Kekayaan adalah amanah dari Allah SWT yang harus diuruskan dengan sebaik-baiknya. Konsep amanah ini menunjukkan bahawa segala kekayaan yang dianugerahkan oleh Allah adalah merupakan pinjaman semata di dunia ini. Walaubagaimanapun, yang Maha Pemurah dan Maha Luas sifatnya memberikan kebebasan kepada hambanya menggunakan nikmat ini untuk manfaat dunia dengan berpandukan Syariah. Melaksanakan amanah ini dengan baik bukan saja akan mendapat kesenangan duniawi, tetapi Allah akan memberikan ganjaran pahala sebagai bekalan di Akhirat nanti. Selain itu, kekayaan adalah merupakan salah satu jalan menuju kesuksesan. Ayat 10-12, Surah As-Saff yang bermaksud: "Wahai orang-orang yang beriman! Mahukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dan ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang agung." Dengan memahami kedua-dua konsep kekayaan dalam Islam ini, maka aspek perancangan keuangan haruslah diberi perhatian. Melaksanakan perancangan keuangan yang baik dan berkesan merupakan suatu Ibadah dengan tujuan menjaga Amanah daripada Allah dan salah satu cara mencapai kesuksesan di dunia dan di akhirat sebagaimana janji Allah yang disebutkan diatas. Seorang Muslim yang beriman itu adalah baik, tetapi seorang Muslim yang beriman dan menggunakan kekayaan anugerah Allah untuk kemaslahatan(kebaikan) ummah adalah lebih dicintainya.

Jumat, 29 Juli 2016

Penyebab Sulitnya Mendapat Rezeki/Penghalang Rezeki

Sesungguhnya pada diri setiap manusia, telah ditetapkan bagi mereka rezekinya sejak roh ditiupkan pertama kali ke dalam kandungan ibu. Sebagaimana telah disebutkan bahwa rezeki telah ditetapkan, hanya tinggal bagaimana cara kita meraih rezeki tersebut. Baik itu dengan jalan halal dan penuh keberkatan, atau dengan jalan haram yang mendatangkan kemurkaan Allah. Maka tidak salah jika banyak yang lebih suka mengatakan menjemput rezeki lebih penting daripada mencari rezeki. Jika pintu rezeki ditutup Allah, maka dunia terasa menghimpit diri kita. Islam telah mengajar umatnya bahawa meninggalkan ketaqwaan di dalam apa saja aspek kehidupan akan mengundang kemiskinan dan kesusahan. Macam-macam kemiskinan bisa terjadi jika taqwa tidak dimiliki. Semuanya seperti yang termaktub di dalam alquran dan sunnah Rasulullah SAW. Tidak miskin harta, seseorang yang melakukan dosa terus menerus tanpa taubat bisa jadi miskin iman, miskin hidayah, miskin ilmu, miskin akhlak dan adab, miskin hargadiri dan jati diri. Dalam kata-kata yang lain, jika taqwa menjadi faktor ‘pengundang’ rezeki, keberkatan dan rahmat Ilahi, maka kesan dosa, maksiat dan mungkar adalah sebaliknya. Lalu, pernahkah selama ini terfikir dan terlintas di hati kita, jika dosa yang kita lakukan baik terhadap Allah dan sesama manusia selama ini menjadi faktor atau penyebab ‘sempit’ dan ‘terhalang’nya rezeki Allah dari rezeki kita? disebut di dalam sebuah kitab Musnad, “Sesungguhnya manusia terhalang dari rezeki di sebabkan dosa-dosa yang dikerjakannya.” Dalam sepotong hadis yang diriwayatkan oleh Ad Dailami, Rasululah SAW bersabda: “Perbuatan zina itu mewariskan (mendatangkan) kefakiran (kesusahan) .” Tanpa asas taqwa, walaupun seseorang itu dilihat melimpah ruah hartanya, ia tidak lebih merupakan ‘istidraj’ dari Allah. Itulah pemberian yang disertai laknat dan kutukan. Mahukah kita dikaruniakan rezeki seperti itu? Mahukan kita memberikan yang seperti itu? Kalau jawapan kita ‘ya’, maka kita tidak lebih seumpama Qarun, Tha’labah Yahudi Mabuk serta yang sama waktu dengan mereka. Bagi golongan ini uang, harta dan kemewahan adalah segala-galanya. Dari mana punca dan sumbernya, mereka tidak pernah perdulikannya. Lihatlah pengakhiran mereka. Tiada apa lagi yang bisa menahan mereka daripada terkubur hina bersama dengan harta haram dan syubhat yang mereka usahakan selama ini. Firman Allah s.w.t.yang bermsksud : “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari kesusahan, dan diberikanNya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah mencukupkan keperluannya.” (Surah At-Talaq ayat 2-3) Antara penyebab rezeki sulit di dapat : 1) Jauhnya hubungan dengan Allah S.W.T. 2) Dosa. 3) Punca rezeki yang tidak berkah. 4) Bakhil. (Tidak bersedekah dan mengeluarkan zakat.) 5) Tidak mensyukuri nikmat yang diberi. 6) Ujian. Kadangkala seseorang pernah bertanya pada diri sendiri, “Kenapa rezeki saya sulit? Buat berbagai usaha tetapi masih gagal untuk mencapai tujuannya?Berdagang merosot, puas aku berdoa dan minta pertolongan Allah tetapi masih tidak dimakbulkan-Nya?” Perlu di ingat bahwa Allah S.W.T. Maha Mengetahui apa akan terjadi kepada para hamba-Nya dilambatkan permohonannya adalah untuk kebaikan hambanya sendiri. Karena taqwanya belum mantap, maka diuji lagi supaya semakin banyak ia berusaha, berdoa dan bertawakal sehingga akan melahirkan hubungan yang erat hatinya dengan Allah S.W.T. dan Dia ingin memberikan pahala yang besar kepadanya diatas kesabarannya. Oleh sebab itu kita harus berbaik sangka kepada Allah S.W.T. berdoa dan terus berdoa jangan putus asa. Cepat atau lambat dikabulkan doa kita adalah urusan Allah S.W.T. Sebagai kesimpulan, terdapat banyak perkara yang bisa menghalang dan membuat begitu susahnya rezeki untuk kita dapatkan. Dalam usaha mencari rezeki di atas dunia ini, jangan sampai menjauhkan kita daripada beribadah dan mangingat Allah. Oleh itu, kita perlu bertawakal kepada Allah dengan hakikat tawakal yang sesungguhnya. Kita harus berusaha dan berikhtiar tetapi meletakkan pergantungan sepenuhnya kepada Allah. Kalau dapat apa yang kita inginkan, bersyukurlah. Kalau sebaliknya, bersabarlah dan berbaik sangka dengan Allah. Yang penting, kita harus tahu meletakkan kepentingan antara dunia dan akhirat. Jangan gadaikan akhirat demi dunia yang hanya sementara ini. Berusaha dan berikhtiarlah, kerana ia sunnatullah. tapi ingat, ia tidak akan dapat mengatasi takdir Allah S.W.T.                                                    Semoga apa yang di sampaikan dapat memberi manfaat.

Kamis, 28 Juli 2016

Hubung Kait Rezeki Dan Kekayaan

Ass.wr.wbr. 

alhamdulillah Salawat dan salam smoga tercurahkan selalu kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Kali ini saya ingin memberi sedikit pencerahan tentang 

: Hubung Kait Rezeki Dan Kekayaan.

Manusia seringkali menafsirkan bahwa rezeki adalah harta kekayaan atau keuntungan dari hasil suatu pekerjaan. 

Pada hakikatnya, pengertian rezeki lebih luas. Rezeki ialah segala keperluan hidup seperti keamanan, kebahagiaan, ketenangan, perlindungan, keamanan, ilmu, sifat-sifat terpuji saperti ikhlas, ridho, syukur, tawadhu, khusyuk dalam sembahyang dan lain sebagainya. 


Secara umumnya rezeki adalah segala pemberian atau nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hambanya. Mengenai rezeki yang berupa harta kekayaan, ada orang mendapat rezeki yang berkah dan ada juga yang membawa kepada ke celakaan dalam hidup kita. 


Untuk mendapat keberkahan rezeki tersebut seharusnya diperolehi dengan cara-cara yang halal dan ditambah lagi dengan rasa kesyukuran, 

sementara rezeki yang tidak berkat diperolehi dengan cara yang tidak dibolehkankan syara' dan diiringi dengan tamak yang berlebihan dan sangat mementingkan kebendaan sehingga lupa kewajiban dan tuntutan syara'. 


Rezeki yang berkat akan menambahkan kedamaian, mengokohkan keimanan dan membentuk akhlak serta pribadi yang terpuji, memberikan kepuasan,memberikan kesehatan mental,fisikal serta spritual. 


Ia juga akan memberi pengaruh terhadap ketentraman, keamanan,sejahtera serta keharmonian dalam kehidupan berkeluarga, anak isteri patuh dan mendengar perkataan suami, dan tidak mendatangkan masalah. 

Malahan rezeki yang berkat juga berperanan terhadap masyarakat dan negara saperti yang di alami oleh Negeri Saba'. Rakyatnya rukun damai,tanahnya subur,pohon-pohonnya yang berbuah lebat . 

Perlu dinyatakan bahwa Allah adalah pemberi rezeki kepada semua makhluk. 

Manusia sesungguhnya tidak mampu melakukannya, untuk memberi makan semua ikan di laut saja kita tidak akan sanggup. kejadian ini membuktikan bahawa kemampuan dan keupayaan manusia sangat terbatas. 

Tugas manusia berusaha tetapi yang menentukan usaha tersebut berhasil atau gagal, mendapat rezeki atau tidak, banyak atau sedikit adalah anugerah Allah Subhanahu Wataala. 


Dalam Surah Al Isra ayat 70 Allah berfirman yang artinya: 

" dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami berikan mereka rezeki yang baik". Dalam Surah Hud ayat 6 Allah berfiman: " Dan tidak ada satupun binatang yang melata dibumi ( yang tidak dapat rezeki) melainkan Allah yang memberi rezekinya" Firman Allah Surah Saba' ayat 24 : " Katakanlah olehmu ( wahai Muhammad) siapa yang memberi rezeki dari langit dan bumi? Katakan " Allah". Firman Allah Surah Al Isra' ayat 31: " Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu kerana takut miskin. Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga kepada kamu. 


Oleh karena yang memberi dan mengatur rezeki tersebut hanya Allah S.W.T.,             maka sebagai orang yang beriman kita harus memperbaiki hubungan kita dengannya di selain membaiki hubungan sesama manusia dan sesama mahluk- mahluk yang lainnya. 


Dalam halaman-halaman berikut dicatatkan beberapa amalan yang bisa mendatangkan rezeki yang luas dan berkah.

 

AMALAN - AMALAN MURAH REZEKI 


1.Bertaqwa dan beribadah kepada Allah 

1. Bertaubat dan beristighfar         

2.Menunaikan solat fardhu dan mengamalkan solat sunat terutama Solat Hajat dan Solat Duha                                                                         

3. Berpuasa                                                             

4. Bersyukur                                                             

5. Bertawawakkal                                                   

6. Membaca Al Quran, berdoa dan berzikir .


2.Berbuat kebaikan kepada manusia                   

1. Bersedekah 

2. Memberi nafkah kepada keluaga 

3. Membayar zakat 

4. Memanfaatkan harta di jalan Allah 

5. Membantu orang yang sedang dalam kesusahan.

Wallahu a'lam..

Selasa, 26 Juli 2016

rezeki dan kesuksesan/keberuntungan yang sesungguhnya: Rezeki Yang Sesungguhnya

rezeki dan kesuksesan/keberuntungan yang sesungguhnya: Rezeki Yang Sesungguhnya: Rezeki yang sesungguhnya, dan yang menentukan rezeki bukanlah keputusan nilai mata pelajaran yang cemerlang, jurusan ataupun universitas yan...

Kesuksesan Dan keberuntungan yang Sesungguhnya

Allah SWT telah mengemukakan beberapa kriteria yang dikehendaki untuk menjadi Orang Yang sukses atau beruntung di dalam Surah Al-Mukminun: 1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman 2. (Iaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya 3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna 4. Dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki ; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. 7. Barangsiapa mencari yang selain itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas 8. Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya, 9. Dan orang-orang yang memelihara solatnya 10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi 11. (Iaitu) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. Nabi Muhammad SAW memberikan pesanan: “Barangsiapa yang memilih kehidupan duniawi menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah menjauhkan dirinya dari tujuannya, dan meletakkan kefakiran di hadapan biji matanya. Ia tidak mendapatkan kehidupan dunia, melainkan apa yang telah ditentukan baginya. Barangsiapa dalam kehidupan di duniawi dan akhirat menjadi niat utamanya, niscaya Allah akan menyatakan dirinya dengan tujuannya, dan menjadikan kekayaan dalam hatinya sekaligus mendapat kehidupan duniawi. Dan (perlu diingat), kehidupan duniawi adalah hina.” –H.R. Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi- BERUSAHA Setelah menyadari kenyataan rezeki dan kesuksesan yang sebenarnya, tibalah waktunya untuk kita berusaha sedaya upaya untuk menjalankan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan segala laranganNya. Kita juga sepatutnya berusaha untuk menambahkan amalan-amalan yang dijanjikan oleh Allah SWT akan menyebabkan rezeki kita berlipat ganda. Yang paling penting, apa-apa saja yang kita lakukan haruslah diniatkan untuk mendapat keredhaan Allah SWT. Kita juga sememangnya dijadikan oleh Allah SWT di atas muka bumi ini untuk bekerja dan bersusah payah dengan tujuan semata-mata untuk menampilkan diri kita sebagai insan cemerlang di hadapanNya. Biar apa pun pekerjaan kita, baik pemulung sampah, penyapu lantai, pengawal keselamatan, guru besar, pemetik apel, penjual insuran, dokter pakar bedah, pemungut uang tol dan lain sebagainya, buat segala-galanya haruslah dengan sebaik-baiknya dan berlandaskan ajaran Islam. Amalkan konsep bersederhana, bertanggungjawab dan tekun berusaha sepanjang masa. Janganlah takut untuk mencoba. Janganlah bimbang akan hilang mata pencarian sehingga sanggup mencari rezeki melalui jalan yang haram. Janganlah segan untuk menegur ketidak adilan. Janganlah khawatir dan bingung dengan masa depan. Janganlah mempertuhankan kerja. Janganlah mendewa-dewakan majikan. Janganlah menyembah pemerintahan. Janganlah bergantung dengan makhluk untuk mencapai kesuksesan. Selain daripada itu, senantiasa berusaha menambah ilmu pengetahuan kita supaya dapat meningkatkan pemahaman kita kepada kehendak Allah SWT. Siapa yang mahukan dunia, haruslah dengan ilmu. Siapa mahukan akhirat, haruslah berilmu, Siapa yang mahukan kedua-duanya, haruslah menambah ilmu pengetahuan. Dengan bekalan ilmu itulah, kita gunakan untuk memperbaiki amalan kita dan meningkatkan martabat kita.

REZEKI DAN KESUKSESAN/KEBERUNTUNGAN YANG SESUNGGUHNYA

Diantara manusia banyak yang berkeinginan untuk mendefinisikan rezeki sebagai perkara yang diperlukan untuk kemandirian hidup semata-mata,contohnya seperti uang, makanan, minuman, pakaian dan lain-lain yang bersifat kebendaan. Selain daripada itu, manusia juga mempunyai keinginan untuk mengukur kesuksesan hidup seseorang hanya berdasarkan aspek materialistik seperti harta, pengaruh, jabatan dan kemewahan. Keinginan kita untuk menyempitkan arti atau makna rezeki dan kesuksesan inilah yang telah menyebabkan kebanyakan manusia sudah diprogram untuk melihat rezeki dan kejayaan daripada perspektif atau pengetahuan yang dangkal. Ia di awali dengan sistem pendidikan kita. Sistem pendidikan kita telah diprogramkan untuk membelokkan maksud rezeki dan kesuksesan yang sesungguhnya. Dari TK, sekolah hinggalah ke universitas, kita telah dipaksa untuk mempercayai bahawa untuk menjadi sukses dalam hidup, kita perlu mendapat keputusan nilai pelajaran yang cemerlang. Kemudian kita juga dipaksa untuk percaya bahawa hanya beberapa jurusan atau bidang tertentu saja yang dapat memberikan penghasilan yang lumayan. Kita juga disuruh memilih universiti yang hebat kerana kita disarankan bahawa hanya universiti yang terkenal akan menjadikan kita orang yang hebat. Institusi Pendidikan Hanya Menghargai Pelajar Yang Cemerlang Dalam pelajaran Institusi Pendidikan Kita Lebih Bersifat Exam-Oriented dan Gagal Bersifat Holistik. Setelah itu kita pun berbondong-bondong masuk ke alam pekerjaan. Sewaktu bekerja juga, kita diprogramkan untuk percaya bahawa untuk mendapat rezeki yang banyak, kita perlu menuruti kemauan majikan. Kita terpaksa menuruti, mengipas dan mengampu majikan untuk kesuksesan dan naik pangkat. Segala kesalahan dan kesilapan yang majikan kita lakukan di iyakan walaupun itu bertentangan dengan kehendak Allah SWT. Kita juga sanggup berbohong dan menyalah guna kekuasaan semata-mata untuk naik pangkat. Sikap menusuk dari belakang juga diamalkan semata-mata ingin menyelamatkan mata pencarian. Kita sanggup lihat orang lain menderita semata-mata hanya ingin menjaga periuk nasi sendiri. Yang penting, kita bisa dapatkan jabatan tinggi, berpangkat besar, dan mempunyai gaji yang mahal, mobil yang berkelas,rumah yang besar dan berpengaruh hebat. REZEKI DAN KENYATAANNYA kenyataannya, yang menentukan rezeki bukanlah keputusan pelajaran yang cemerlang, jurusan ataupun universitas yang ternama. Yang menentukan rezeki dan suksesan seseorang juga bukanlah pekerjaan, jabatan, gelaran, pangkat maupun gred gaji seseorang. Yang menentukan kejayaan seseorang juga bukanlah rumah yang besar, mobil yang berkelas, simpanan uang yang banyak dan pendukung yang ramai. Kenyataan yang sebenarnya yang perlu di sadari adalah, rezeki dan kesuksesan seseorang perlulah diukur dari aspek yang telah ditetapkan oleh Pemberi Rezeki dan Pencipta Semua Makhluk yaitu Allah SWT. Rezeki mempunyai pengertian yang amat luas bukan sekedar penghasilan, makanan dan pakaian semata-mata. Bagi setiap hamba Allah, nikmat Islam, Iman dan Ehsan ialah rezeki yang paling besar. Bagi seorang pelajar, ilmu yang bermanfaat dan bertambah merupakan suatu rezeki. Bagi seorang lelaki, isteri yang solehah dan mendamaikan jiwa adalah rezeki. Bagi seorang wanita, suami yang dapat membimbingnya ke jalan Allah SWT dan menyayanginya adalah rezeki. Bagi seorang ibu atau ayah, anak yang soleh merupakan rezeki yang sangat bernilai. Bagi orang yang sakit, kesehatan adalah rezeki yang sangat bermakna. Sahabat atau tetangga yang baik dan senantiasa membantu juga merupakan rezeki atau anugerah. Pengalaman hidup pun merupakan suatu rezeki yang berharga. Bagi setiap manusia juga, ketenangan jiwa dan fikiran merupakan rezeki yang tiada bandingannya. Kesuksesan juga tidak boleh disukat dengan ketinggian pangkat, gelaran-gelaran terhormat, besarnya kereta, besarnya luas kediaman atau banyaknya uang dan emas permata. Kesuksesan harus berlandaskan skema penilaian yang sudah ditetapkan oleh Pencipta kita, Rabbul Jalil, Allah SWT. Ingin ditekankan, bukannya mempunyai keputusan mata pelajaran yang cemerlang itu tidak bagus. Bukannya berjabatan besar itu tidak baik. Bukannya bermaksud mobil berkelas atau punya rumah besar itu tidak baik. Tetapi, apa yang penting, janganlah beri’tiqad bahawa hanya kecemerlangan akademik saja yang bisa menyebabkan kita menjadi sukses dalam hidup dan menganggap kawan kita yang kurang cemerlang akan gelap masa depannya. Juga tidak boleh apabila kita berjabatan tinggi, kita merendah-rendahkan orang yang berada di bawah kita.dan Jangan juga menjadi sombong, riya’ dan takabbur jika dianugerahkan kemewahan, kekayaan dan kemasyhuran. Dan juga jangan sampai aqidah kita berbelok dengan mengatakan hanya majikan atau negara saaja yang mampu memberi rezeki, kerana itu bisa membuatkan kita jauh daripada Allah SWT. Yang ingin ditegaskan adalah, kita perlu sadar tentang prinsip utama kehidupan kita yaitu; Hanya Allah SWT sajalah yang mampu memberi segala rezeki, keberkatan dan kebaikan. Allah SWT jugalah yang berupaya menarik semuanya hingga hilang harta yang kita dapat dalam sekelip mata. MENGUNDANG REZEKI LEBIH PENTING DARIPADA MENCARI REZEKI. Setiap hari kita melihat manusia terburu-buru keluar mencari rezeki. Ada yang keluar dari pagi sampai larut malam. Ada yang mengembara beribu-ribu kilometer. Ada yang menuju ke lautan yang jauh. Ada yang meninggalkan keluarga berbulan-bulan. Ada yang bekerja setiap waktu tanpa henti dari muda sampai ke tua. Dan untuk mendapatkan rezeki, ada yang sanggup menipu dan merampas harta orang lain. Ada yang sanggup berbunuh-bunuhan. Ada yang sanggup melakukan pekerjaan yang terkutuk dan hina. Ada juga yang sanggup melanggar larangan Allah seperti riba dan korupsi. Namun anehnya rezeki yang dicari tidak cukup-cukup. Makin dibanting kekuatan, hasilnya tidak cukup juga. Makin dikumpul, makin berkurangan. Ada yang gaji puluhan juta, ujung bulan licin juga. Hutang-hutang pun bertumpuk. Ke mana perginya uang pun tidak diketahui. Semua ini terjadi kerana ramai yang tidak mengerti kenyataan yang sebenarnya tentang rezeki. Kita perlu tahu bahawa rezeki kita sebenarnya ditetapkan oleh Pemberi rezeki iaitu Allah SWT. Yang menentukan rezeki kita bukan pekerjaan atau jabatan kita. Yang menentukan rezeki bukan majikan atau bos kita. Tetapi kita perlu yakin dan beri’tiqad bahawa yang menentukan qada’ dan qadar serta rezeki kita hanya Allah SWT semata-mata. Apabila kita sadar bahawa Allah SWT ialah satu-satunya Pemberi rezeki dan rezeki kita ditulis oleh Allah SWT, tidak ada gunanya kita mencari rezeki bermati-matian jika Allah SWT tetap tidak mengizinkan kita untuk memilikinya. Oleh sebab itu, kita haruslah mendahulukan perbuatan mengundang rezeki sebelum mencari rezeki. Apabila sudah tahu dimanakah terletaknya rezeki, pasti lebih mudah untuk kita mendapatkannya daripada dengan membuang waktu untuk mencarinya. Di manakah terletaknya rezeki? Rezeki terletak hanya di tangan Pemberinya semata-mata yaitu Allah SWT. Dialah yang membuka dan menutup pintu rezeki. Dialah yang menambah dan mengurangkan rezeki. Jadi bagaimanakah caranya untuk mengundang rezeki? Kita haruslah melakukan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya yang dikehendaki oleh Pemberi rezeki. Yakinlah dengan janji-janjiNya. Pujilah Dia. Pujilah Dia. Memohonlah kepadanya. Sayangilah Dia. Sayangilah orang yang disayangiNya. Mohonlah kepadaNya. Dan janganlah berputus asa dengannya. Berbuat baiklah sebagaimana disuruh kepada sesama makhluk. Jalinkan silaturrahim sesama insan sebagaimana yang diperintahkanNya. Sebarkanlah dan berbagilah kepada makhluk yang lain tentang perkhabaranNya dan ancamanNya. Ceritakanlah kepada manusia lain tentang kehebatanNya JANJI-JANJI ALLAH SWT DALAM MEMBERI REZEKI: 1)Bertaqwa : Bertaqwa merupakan syarat utama untuk menjemput rezeki. Taqwa artinya takut kepada Allah dengan menjauhkan perkara yang diharamkan oleh Allah SWT dan menahan diri daripada dosa. Melakukan segala suruhan Allah SWT juga merupakan suatu bentuk ketaqwaan. 2) sholat: Nabi Muhammad SAW bersabda : ” Solat ialah salah satu perkara yang disukai oleh Allah S.W.T. sholat juga perbuatan yang dicintai oleh para malaikat,dan sholat adalah sunnah Ambiyaa` Alaihi Mussolatu Wassalam, Nur (cahaya) kepada ma`rifah dicapai dan doanya diterima, dan keberkahan rezeki didapati.” Sahabat Nabi juga penah berkata: “Apabila isi rumah dan bekalan makanan di rumah Nabi S.A.W berkurangan dan tidak ada, Baginda menyuruh isi rumahya menunaikan sholat dan membaca ayat: ” Dan perintahkanlah keluargamu serta umatmu mengerjakan sembahyang, dan hendaklah Engkau tekun bersabar menunaikannya. Kami tidak meminta rezeki kepadaMu, (bahkan) Kamilah Yang memberi rezeki kepadamu. dan (ingatlah) kesudahan Yang baik adalah bagi orang-orang Yang bertaqwa.” surah: (Taha :132) 3) Bersegera Untuk Allah SWT: Nabi Muhammad bersabda: “Tuhanmu telah berfirman: ‘Wahai anak Adam,sempatkanlah untuk beribadah kepadaKu, maka Aku akan penuhi hatimu dengan rasa kaya dan Aku akan penuhi kedua-dua tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam, janganlah kamu menjauhi Aku, maka Aku akan memenuhi hatimu dengan kefakiran dan kedua-dua tanganmu dengan kesibukan’.”- H.R Imam Al-Hakim daripada Mu’aqqal bin Yassar r.a.- 4) Istighfar: Saidina Abbas R.Anhu meriwayatkan bahawa Nabi .S.A.W bersabda, “Seseorang yang kerap mengucapkan istighfar,yang mana ianya meminta keampunan dari Allah S.W.T atas dosa yang dia telah buat,maka Allah S.W.T akan membuka jalan-jalan penyelesaian dari kemiskinan dan kesusahan. Segala penderitaan dan kesusahan akan dialihkan dan pada tempatnya kemakmuran dan kesejahteraan akan didapati yang mana seseseorang itu akan menerima rezeki dari sumber yang tidak diketahui dan tidak dijangka sumbernya.” 5) Tawakkal: Tawakkal pada Allah S.W.T boleh diartikan dan ditakrifkan sebagai berharap sepenuhnya kepada Allah S.WT di dalam penerangan yang lebih terperinci ianya bermaksud seratus persen berserah dan berharap kepada Allah SWT yang akan memberi rezeki. Tawakkal juga menggesa kita mempercayai bahawa jika semua mahluk ciptaanAllah S.W.T berkumpul dan datang untuk mengubah sesuatu, maka pasti mereka tidak mampu mengubahnya kecuali dengan izin Allah SWT Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud: “Seandainya kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, pasti kamu diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (H.R Umar bin al-Khattab dari Imam Ahmad, At-Tirmizi.) 6) Infaq Di Jalan Allah SWT: Ramai yang heran bagaimanakah harta akan bertambah jika kita memberikan harta kita kepada orang? Disebabkan perasaan khawatir itu jugalah, ramai yang tidak sanggup bersedekah atau beramal kerana khawatir hartanya berkurangan. Anehnya, ramai juga orang yang tidak beriman yang rajin bersedekah kerana mereka percaya ia boleh menambahkan lagi kekayaan mereka. Robert Kiyosaki pernah menulis tentang antara rahsia kekayaannya ialah, sewaktu ekonominya tidak stabil, dia akan mencari apakah barangan yang paling disayanginya, lalu dia akan menyumbangkan barang yang paling disayanginya dan dia akan dikaruniakan rezeki yang berganda selepas itu. Warren Buffet yang pernah tersenarai sebagai orang paling kaya di dunia pun yakin dengan amalan menyumbang dan bersedekah. Dia pernah menyumbang setengah hartanya berjumlah US 30 milyar semata-mata untuk kebajikan manusia. Heran bin ajaib. Sepatutnya orang Mukmin lebih terkehadapan di dalam bab bersedekah dan menderma. Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: “Berilah (belanjalah) dan janganlah kamu selalu menutupi kepunyaanmu, kerana dengan itu nanti Allah akan menutupi rezekimu.” -Hadis Riwayat Bukhari & Muslim- 7) Menyambung Silaturrahim: Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., ia berkata, aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: “Siapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahim.” 8) Berhijrah: Dalam al-Quran terdapat satu ayat yang menyatakan tentang orang yang berhijrah akan memperolehi banyak rezeki. “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapatkan di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (An-Nisa’: 100) 9) Tinggalkan Perbuatan Dosa : Tiada gunanya beristighfar jika masih melakukan dosa. Dosa bukan saja membuat hati resah malah menutup pintu rezeki. Sabda Nabi S.A.W.: “… dan seorang lelaki akan diharamkan baginya rezeki kerana dosa yang dibuatnya.” – [Riwayat at-Tirmizi] 10) Berbakti Dan Mendoakan Ibu dan bapak: Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah S.A.W. berpesan agar siapa yang ingin panjang umur dan ditambahi rezekinya, hendaklah berbakti kepada ibu bapaknya dan menyambung tali kekeluargaan. Baginda S.A.W. juga bersabda: “Siapa berbakti kepada ibu bapaknya maka kebahagiaanlah buatnya dan Allah S.W.T.akan memanjangkan umurnya.” – [Riwayat Abu Ya’ala, at-Tabrani, al-Asybahani dan al-Hakim] 11) Berbuat Baik Dan Menolong Orang Yang Lemah : Berbuat baik kepada orang yang lemah ini termasuklah menggembirakan dan membahagiakan orang tua, orang sakit, anak yatim dan fakir miskin, juga isteri dan anak-anak yang masih kecil. Sabda Nabi S.A.W.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” – [Riwayat Bukhari] 12) Perbanyak Berbuat Kebaikan : Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya kebaikan itu memberi cahaya kepada hati, kemurahan rezeki, kekuatan jasad dan disayangi oleh makhluk yang lain. Manakala kejahatan bisa menggelapkan rupa, menggelapkan hati, melemahkan tubuh, sempit rezeki dan makhluk lain mengutuknya.” 13) Mengerjakan Sholat Malam(tahajjud) : Ada keterangan bahawa amalan solat tahajjud memudahkan memperoleh rezeki, menjadi sebab seseorang itu dipercayai dan dihormati orang dan doanya dimakbulkan Allah S.W.T. 14) Mengerjakan sholat Duha : Amalan solat Duha yang dibuat waktu orang sedang sibuk dengan urusan dunia (aktiviti harian), juga mempunyai rahsia tersendiri. Firman Allah S.W.T.dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” – [Riwayat al-Hakim dan Thabrani] 15) Bersyukur Kepada Allah SWT. : Syukur artinya mengakui segala pemberian dan nikmat dari Allah S.W.T.. Lawannya katanya adalah kufur nikmat. Allah S.W.T.berfirman: “Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur, niscaya Aku tambahkan nikmat-Ku kepadamu, dan demi sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku amat keras.” – [Ibrahim: 7] 16) Mengamalkan Dzikir Dan Bacaan Ayat Al-Qur’an Tertentu : Dzikir dari ayat-ayat al-Quran atau asma’ul husna selain menenangkan, menjernihkan dan melembutkan hati, ia mengandungi fadilah khusus untuk keluasan ilmu, terbukanya pintu hidayah, dimudahkan memahami agama, diberi kemanisan iman dan dilapangkan rezeki. Misalnya, dua ayat terakhir surah at-Taubah (ayat 128-129) jika dibaca secara konsisten tujuh kali setiap hari sesudah sholat, Insya-Allah dikatakan boleh menjadi sebab Allah S.W.T. melapangkan kehidupan dan memurahkan rezeki. Selain itu, salah satu nama Allah S.W.T., yakni al-Fattah (Maha Membukakan) dikatakan dapat menjadi sebab dibukakan pintu rezeki jika diwiridkan selalu. Contohnya dibaca “Ya Allah ya Fattah” berulang-ulang, diiringi doa: “Ya Allah S.W.T., bukalah hati kami untuk mengenali-Mu, bukalah pintu rahmat dan keampunan-Mu, ya Fattah ya ‘Alim.” Ada juga hadis menyebut, barang siapa yang mengamalkan bacaan surah al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kepapaan. Wallahu a’lam. 17) Berdoa : Berdoa menjadikan seorang hamba dekat dengan Allah S.W.T., penuh bergantung dan mengharap pada rahmat dan pemberian dari-Nya. Dalam al-Quran, Allah S.W.T. menyuruh kita meminta kepada-Nya, niscaya Dia akan perkenankan. 18) Berikhtiar sehabis-habisnya : Siapa yang berusaha, dia yang akan berjaya. Ini sudah menjadi sunnatullah. Dalam satu hadis sahih dikatakan bahawa Allah S.W.T. memberikan dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, tetapi agama Allah S.W.T. hanya diberi kepada orang yang dicintai-Nya saja. – [Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim] Bagi orang beriman, tentulah dia perlu mencari sebab-sebab yang bisa membawa kepada murah rezeki dalam skop yang luas. Misalnya, jika mau tenang membaca Quran, jika mau mendapat anak yang baik di didiknya sejak anak itu masih di dalam rahim, jika mau sehat dijaganya pemakanan dan makan makanan yang baik serta halal, jika mau dapat tetangga yang baik dia sendiri berusaha menjadi baik, jika mau rezeki berkah jauhilah yang haram, dan sebagainya. 19) Bertawakal : Dengan tawakal, seseorang itu akan di beri rezeki rasa kaya oleh Allah S.W.T. seperti firman-Nya: “Barang siapa bertawakal kepada Allah S.W.T., niscaya Allah S.W.T. mencukupkan (keperluannya).” – [At-Talaq: 3] Banyak lagi amalan-amalan lain yang dapat menambahkan lagi rezeki dan keberkatan hidup kita yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dan diajarkan oleh Rasulullah SAW. Marilah menambahkan keyakinan kita terhadap kebenaran janji-janji Allah SWT. KESUKSESAN/KEBERUNTUNGAN YANG SEBENARNYA Allah SWT telah mengemukakan beberapa kriteria yang dikehendaki untuk menjadi Orang Yang sukses di dalam Surah Al-Mukminun: 1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman 2. (Iaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam solatnya 3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna 4. Dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau hamba yang mereka miliki ; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. 7. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas 8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, 9. Dan orang-orang yang memelihara solatnya 10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi 11. (Iaitu) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. Nabi Muhammad SAW memberikan pesanan: “Barangsiapa yang hidup di duniawi menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah menjauhkan dirinya dari tujuannya, dan meletakkan kefakiran di hadapan biji matanya. Ia tidak mendapatkan kehidupan dunia, melainkan apa yang telah ditentukan baginya. Barangsiapa yang tujuan hidupnya akhirat dan menjadikan niat utamanya, nescaya Allah akan menyatakan dirinya dengan tujuannya, dan menjadikan kekayaan dalam hatinya sekaligus mendapat kehidupan duniawi. Dan (perlu diingat), kehidupan duniawi adalah hina.” –H.R. Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi- enjoy-your-success BERUSAHA KEBENARAN REZEKI DAN KESUKSESAN Setelah menyedari kebenaran rezeki dan kesuksesan/keberuntungan yang sesungguhnya, tibalah waktunya nya untuk kita berusaha sedaya upaya untuk mengikut segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala laranganNya. Kita juga harus berusaha untuk menambahkan amalan-amalan yang dijanjikan oleh Allah SWT yang akan menyebabkan rezeki kita berlipat ganda. Yang paling penting, apa saja yang kita lakukan haruslah diniatkan untuk mendapat keredhaan Allah SWT. Kita memang dijadikan oleh Allah SWT di atas muka bumi ini untuk bekerja dan bersusah payah dengan tujuan semata-mata untuk menampilkan diri kita sebagai insan cemerlang di hadapanNya. Biar apa pun pekerjaan kita, baik pengutip sampah, penyapu lantai, pengawal keselamatan, kepala sekolah, pemetik buah apel, penjual insuran, doktor pakar bedah, pemungut uang tol dan lain-lain lagi, buat segala-galanya haruslah dengan sebaik baiknya dan berlandaskan ajaran Islam. Amalkan konsep bersederhana, bertanggungjawab dan tekun berusaha sepanjang masa. Janganlah takut untuk mencoba. Janganlah bimbang akan hilang mata pencarian sehingga sanggup mencari rezeki melalui jalan yang haram. Janganlah segan untuk menegur ketidak adilan. Janganlah bingung dan resah dengan masa depan. Janganlah mempertuhankan kerja. Janganlah mendewa-dewakan majikan/boss. Janganlah menyembah kerajaan. Janganlah bergantung dengan makhluk untuk mencapai kesuksesan. Selain daripada itu, sentiasa berusaha menambah ilmu pengetahuan kita supaya dapat meningkatkan kefahaman kita kepada kehendak Allah SWT. Siapa yang maukan dunia, haruslah dengan ilmu. Siapa maukan akhirat, haruslah berilmu, Siapa yang mahukan kedua-duanya, haruslah menambah ilmu pengetahuan. Dengan bekalan ilmu itulah, kita gunakan untuk memperbaiki amalan kita dan meningkatkan martabat kita

Mengundang Rezeki Lebih Penting Darpada Mencari Rezeki

Setiap hari kita melihat manusia berpusu-pusu keluar mencari rezeki. Ada yang keluar dari pagi hingga malam. Ada yang mengembara beribu-ribu kilometer. Ada yang menuju nun jauh ke lautan. Ada yang meninggalkan keluarga berbulan-bulan. Ada yang bekerja setiap masa tanpa henti dari muda hingga ke tua. Untuk mendapatkan rezeki pula, ada yang sanggup menipu dan merampas harta orang lain. Ada yang sanggup berbunuh-bunuhan. Ada yang sanggup melakukan pekerjaan yang terkutuk dan hina. Ada juga yang sanggup melanggar larangan Allah seperti riba dan rasuah. Namun anehnya rezeki yang dicari tidak cukup-cukup. Makin dibanting kudrat, tidak cukup juga hasilnya. Makin dikumpul, makin berkurangan. Ada yang gaji berpuluh ribu, hujung bulan licin juga. Hutang-hutang pun bertimbun. Ke mana pergi wangnya pun tidak diketahui. Semua ini terjadi kerana ramai yang tidak mengerti tentang hakikat sebenar rezeki. Kita perlu tahu bahawa rezeki kita sebenarnya ditetapkan oleh Pemberi rezeki iaitu Allah SWT. Yang menentukan rezeki kita bukan pekerjaan atau jawatan kita. Yang menentukan rezeki bukan majikan atau bos kita. Tetapi kita perlu yakin dan beri’tiqad bahawa yang menentukan qada’ dan qadar serta rezeki kita hanya Allah SWT semata-mata. Apabila kita sedar bahawa Allah SWT ialah satu-satunya Pemberi rezeki dan rezeki kita ditulis oleh Allah SWT, tidak ada gunanya kita mencari rezeki bermati-matian jika Allah SWT tetap tidak izinkan kita untuk memilikinya. Oleh sebab itu, kita perlulah mendahulukan perbuatan mengundang rezeki sebelum mencari rezeki. Apabila sudah tahu dimanakah terletaknya rezeki, pastilah lebih mudah untuk kita mendapatkannya berbanding dengan membuang masa mencarinya. Di manakah terletaknya rezeki? Rezeki terletak hanya di tangan Pemberinya semata-mata iaitu Allah SWT. Dialah yang membuka dan menutup pintu rezeki. Dialah yang menambah dan mengurangkan rezeki. Bagaimanakah pula caranya untuk mengundang rezeki? Kita perlulah melakukan segala suruhannya dan tinggalkan semua larangan yang dikehendaki oleh Pemberi rezeki. Yakinlah dengan janji-janjiNya. Pujilah Dia. Bodeklah Dia. Ampulah Dia. Sayangilah Dia. Sayangilah orang yang disayangiNya. Mohonlah kepadaNya. Dan janganlah berputus asa dengannya. Berbuat baiklah sebagaimana disuruh sesama makhluk. Jalinkan silaturrahim sesama insan sebagaimana yang diperintahkanNya. Sebarkanlah dan berkongsilah kepada makhluk yang lain tentang perkhabaranNya dan ancamanNya. Ceritakanlah kepada manusia lain tentang kehebatanNya. Janji-Janji Allah SWT dalam memberi rezeki: 1) Bertaqwa : Bertaqwa merupakan syarat utama untuk menjemput rezeki. Taqwa bermaksud takut kepada Allah dengan mengelakkan perkara yang diharamkan oleh Allah SWT dan menahan diri daripada dosa. Melakukan segala suruhan Allah SWT juga merupakan suatu bentuk ketaqwaan. 2) Bersolat: Sabda Nabi Muhammad SAW: ” Solat ialah salah satu perkara yang disukai oleh Allah S.W.T. Ia juga perbuatan yang dicintai oleh para malaikat,dan ianya adalah sunnah Ambiyaa` Alaihi Mussolatu Wassalam, Nur (cahaya) kepada maar`ifah dicapai dan doanya diterima, dan keberkatan rezeki didapati.” Sahabat Nabi juga penah berkata: “Apabila isi rumah dan bekalan makanan di rumah Nabi S.A.W berkurangan dan tidak ada, Baginda menyuruh isi rumahya menunaikan solah dan membaca ayat: ” Dan perintahkanlah keluargamu serta umatmu mengerjakan sembahyang, dan hendaklah Engkau tekun bersabar menunaikannya. Kami tidak meminta rezeki kepadaMu, (bahkan) Kamilah Yang memberi rezeki kepadamu. dan (ingatlah) kesudahan Yang baik adalah bagi orang-orang Yang bertaqwa.” (Taha :132) 3) Bersegera Untuk Allah SWT: Nabi Muhammad bersabda: “Tuhanmu telah berfirman: ‘Wahai anak Adam,sempatkanlah untuk beribadah kepadaKu, maka Aku akan penuhi hatimu dengan rasa kaya dan Aku akan penuhi kedua-dua tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam, janganlah kamu menjauhi Aku, maka Aku akan memenuhi hatimu dengan kefakiran dan kedua-dua tanganmu dengan kesibukan’.”- H.R Imam Al-Hakim daripada Mu’aqqal bin Yassar r.a.- 4) Istighfar: Saidina Abbas R.Anhu meriwayatkan bahawa Nabi .S.A.W bersabda, “Seseorang yang kerap mengucapkan istighfar,yang mana ianya meminta keampunan dari Allah S.W.T atas dosa yang dia telah buat,maka Allah S.W.T akan membuka jalan-jalan penyelesaian dari kemiskinan dan kesusahan. Segala penderitaan dan kesusahan akan dialihkan dan pada tempatnya kemakmuran dan kesejahteraan akan didapati yang mana seseseorang itu akan menerima rezeki dari sumber yang tidak diketahui dan tidak dijangka sumbernya.” 5) Tawakkal: Tawakkal pada Allah S.W.T boleh diterjemah dan ditakrifkan sebagai berharap sepenuhnya pada Allah S.WT di dalam penerangan yang lebih terperinci ianya bermaksud seratus peratus berserah dan berharap pada Allah SWT akan memberi rezeki. Tawakkal juga menggesa kita mempercayai bahawa jika semua mahluk ciptaanAllah S.W.T berkumpul dan datang untuk mengubah sesuatu, maka pasti mereka tidak mampu mengubahnya kecuali dengan izin Allah SWT Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud: “Seandainya kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, pasti kamu diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (H.R Umar bin al-Khattab dari Imam Ahmad, At-Tirmizi.) 6) Infaq Di Jalan Allah SWT: Ramai yang hairan bagaimanakah harta akan bertambah jika kita memberikan harta kita kepada orang? Disebabkan perasaan risau itu jugalah, ramai yang tidak sanggup bersedekah dan menderma kerana khuatir berkurangnya harta. Anehnya, ramai pula orang yang tidak beriman yang rajin menderma kerana mereka percaya ia boleh menambahkan lagi kekayaan mereka. Robert Kiyosaki pernah menulis tentang antara rahsia kekayaannya ialah, sewaktu ekonominya tidak stabil, dia akan mencari apakah barangan yang paling disayanginya, lalu dia akan menderma barangan yang paling disayanginya dan dia akan dikurniakan rezeki yang berganda selepas itu. Warren Buffet yang pernah tersenarai sebagai orang paling kaya di dunia pun yakin dengan amalan menderma dan bersedekah. Dia pernah menderma setengah hartanya berjumlah US 30 Billion semata-mata untuk kebajikan manusia. Hairan bin ajaib. Sepatutnya orang Mukmin lebih terkehadapan di dalam bab bersedekah dan menderma. Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: “Berilah (belanjalah) dan jangan kamu selalu menutupi kepunyaanmu, kerana dengan itu nanti Allah akan menutupi rezekimu.” -Hadis Riwayat Bukhari & Muslim- 7) Menyambung Silaturrahim: Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abi Hurairah r.a., ia berkata, aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: “Siapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahim.” 8) Berhijrah: Dalam al-Quran terdapat satu ayat yang menyatakan tentang orang yang berhijrah akan memperolehi banyak rezeki. “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, nescaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (An-Nisa’: 100) 9) Tinggalkan perbuatan dosa : Tiada gunanya beristighfar jika masih melakukan dosa. Dosa bukan saja membuat hati resah malah menutup pintu rezeki. Sabda Nabi S.A.W.: “… dan seorang lelaki akan diharamkan baginya rezeki kerana dosa yang dibuatnya.” – [Riwayat at-Tirmizi] 10) Berbakti dan mendoakan ibu bapa: Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah S.A.W. berpesan agar siapa yang ingin panjang umur dan ditambahi rezekinya, hendaklah berbakti kepada ibu bapanya dan menyambung tali kekeluargaan. Baginda S.A.W. juga bersabda: “Siapa berbakti kepada ibu bapanya maka kebahagiaanlah buatnya dan Allah S.W.T.akan memanjangkan umurnya.” – [Riwayat Abu Ya’ala, at-Tabrani, al-Asybahani dan al-Hakim] 11) Berbuat baik dan menolong orang yang lemah : Berbuat baik kepada orang yang lemah ini termasuklah menggembirakan dan meraikan orang tua, orang sakit, anak yatim dan fakir miskin, juga isteri dan anak-anak yang masih kecil. Sabda Nabi S.A.W.: “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu.” – [Riwayat Bukhari] 12) Banyakkan berbuat kebajikan : Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya kebajikan itu memberi cahaya kepada hati, kemurahan rezeki, kekuatan jasad dan disayangi oleh makhluk yang lain. Manakala kejahatan pula boleh menggelapkan rupa, menggelapkan hati, melemahkan tubuh, sempit rezeki dan makhluk lain mengutuknya.” 13) Melazimi solat malam (tahajjud) : Ada keterangan bahawa amalan solat tahajjud memudahkan memperoleh rezeki, menjadi sebab seseorang itu dipercayai dan dihormati orang dan doanya dimakbulkan Allah S.W.T. 14) Melazimi solat Dhuha : Amalan solat Dhuha yang dibuat waktu orang sedang sibuk dengan urusan dunia (aktiviti harian), juga mempunyai rahsia tersendiri. Firman Allah S.W.T.dalam hadis qudsi: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.” – [Riwayat al-Hakim dan Thabrani] 15) Bersyukur kepada Allah S.W.T. : Syukur ertinya mengakui segala pemberian dan nikmat dari Allah S.W.T.. Lawannya adalah kufur nikmat. Allah S.W.T.berfirman: “Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur, nescaya Aku tambahi nikmat-Ku kepadamu, dan demi sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku amat keras.” – [Ibrahim: 7] 16) Mengamalkan zikir dan bacaan ayat Quran tertentu : Zikir dari ayat-ayat al-Quran atau asma’ul husna selain menenangkan, menjenihkan dan melunakkan hati, ia mengandungi fadilat khusus untuk keluasan ilmu, terbukanya pintu hidayah, dimudahkan faham agama, diberi kemanisan iman dan dilapangkan rezeki. Misalnya, dua ayat terakhir surah at-Taubah (ayat 128-129) jika dibaca secara konsisten tujuh kali setiap kali lepas solat, Insya-Allah dikatakan boleh menjadi sebab Allah S.W.T. melapangkan kehidupan dan memurahkan rezeki. Selain itu, salah satu nama Allah S.W.T., yakni al-Fattah (Maha Membukakan) dikatakan dapat menjadi sebab dibukakan pintu rezeki jika diwiridkan selalu. Contohnya dibaca “Ya Allah ya Fattah” berulang-ulang, diiringi doa: “Ya Allah S.W.T., bukalah hati kami untuk mengenali-Mu, bukalah pintu rahmat dan keampunan-Mu, ya Fattah ya ‘Alim.” Ada juga hadis menyebut, siapa amalkan baca surah al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kepapaan. Wallahu a’lam. 17) Berdoa : Berdoa menjadikan seorang hamba dekat dengan Allah S.W.T., penuh bergantung dan mengharap pada rahmat dan pemberian dari-Nya. Dalam al-Quran, Allah S.W.T. menyuruh kita meminta kepada-Nya, nescaya Dia akan perkenankan. 18) Berikhtiar sehabisnya : Siapa yang berusaha, dia yang akan dapat. Ini sudah menjadi sunnatullah. Dalam satu hadis sahih dikatakan bahawa Allah S.W.T. memberikan dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, tetapi agama hanya Allah S.W.T. beri kepada orang yang dicintai-Nya sahaja. – [Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim] Bagi orang beriman, tentulah dia perlu mencari sebab-sebab yang boleh membawa kepada murah rezeki dalam skop yang luas. Misalnya, jika hendak tenang dibacanya Quran, jika hendak mendapat anak yang baik dididiknya sejak anak itu di dalam rahim lagi, jika hendak sihat dijaganya pemakanan dan makan makanan yang baik serta halal, jika hendak dapat jiran yang baik dia sendiri berusaha menjadi baik, jika hendak rezeki berkat dijauhinya yang haram, dan sebagainya. 19) Bertawakal : Dengan tawakal, seseorang itu akan direzekikan rasa kaya dengan Allah S.W.T. seperti firman-Nya: “Barang siapa bertawakal kepada Allah S.W.T., nescaya Allah S.W.T. mencukupkan (keperluannya).” – [At-Talaq: 3] Banyak lagi amalan-amalan lain yang dapat menambahkan lagi rezeki dan keberkatan hidup kita yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dan diajarkan oleh Rasulullah SAW. Marilah menambahkan keyakinan kita terhadap kebenaran janji-janji Allah SWT.

Senin, 25 Juli 2016

Rezeki Yang Sesungguhnya

Rezeki yang sesungguhnya, 

dan yang menentukan rezeki bukanlah keputusan nilai mata pelajaran yang cemerlang, jurusan ataupun universitas yang ternama. 

Yang menentukan rezeki dan kesuksesan seseorang juga bukanlah: pekerjaannya, jabatan, gelaran, pangkat maupun gred gaji seseorang. 

Yang menentukan kejayaan seseorang juga bukan rumah yang besar, mobil yang mewah, simpanan uang yang banyak dan pendukung yang ramai. 


Kenyataan  yang sebenarnya yang harus kita disadari adalah, rezeki dan kesuksesan seseorang haruslah diukur dengan aspek yang telah ditetapkan oleh Pemberi Rezeki dan Pencipta Semua Makhluk yaitu Allah SWT. 

Rezeki mempunyai pengertian yang amat luas bukan sekedar pendapatan/penghasilan, makanan, pakaian semata-mata. 


Bagi setiap hamba Allah, nikmat Islam, Iman dan Ehsan ialah rezeki yang paling besar. 

Bagi seorang pelajar, ilmu yang bermanfaat dan bertambah juga merupakan  rezeki. 

Bagi seorang lelaki, isteri yang solehah dan mendamaikan jiwa adalah rezeki. 

Bagi seorang wanita, suami yang dapat membimbingnya ke jalan Allah SWT dan menyayanginya adalah rezeki. 

Bagi seorang ibu atau ayah, anak yang soleh merupakan rezeki yang amat bernilai. 

Bagi orang yang sakit, kesehatan adalah rezeki yang sangat bermakna. 

Sahabat atau tetangga yang baik dan selalu membantu juga merupakan rezeki atau anugerah. 

Pengalaman hidup pun merupakan suatu rezeki yang berharga. 

Bagi setiap manusia juga, ketenangan jiwa dan fikiran merupakan rezeki yang tiada bandingannya. 

Kesuksesan juga tidak bisa disukat dan diukur dengan ketinggian pangkat, gelaran-gelaran terhormat, besarnya mobil, besarnya tempat tinggal atau banyaknya uang dan emas permata. 

Akan tetapi Kesuksesan haruslah berlandaskan skema penilaian yang sudah ditetapkan oleh Pencipta kita, Rabbul Jalil, Allah SWT. 

Ingin saya tekankan, : Bukannya mempunyai keputusan pelajaran yang cemerlang itu tidak bagus. 

Bukannya berjabatan besar atau tinggi itu tidak baik. 

Bukannya bermakna punya mobil besar atau rumah yang besar itu tidak baik. 

Tetapi, apa yang penting, janganlah beri’tiqad bahawa hanya kecemerlangan AKADEMIK saja yang bisa menyebabkan kita jadi sukses dalam hidup dan menganggap kawan kita yang kurang cemerlang  masa depannya akan gelap. Dan juga Jangan  apabila kita berjabatan tinggi, kita merendah-rendahkan orang yang berada di bawah kita. Dan juga Janganlah menjadi sombong, riya' dan takabbur bila dianugerahkan kemewahan, kekayaan dan kemasyhuran. Janganlah juga berbelok aqidah dengan mengatakan hanya majikan atau pemerintahan saja yang mampu memberi rezeki, karena itu bisa membuat diri kita jauh daripada Allah SWT. 

Yang ingin ditegaskan adalah, kita perlu sadar tentang prinsip utama kehidupan kita yaitu; Hanya Allah SWT sajalah yang mampu memberi segala rezeki, keberkahan dan kebaikan. Allah SWT jugalah yang berupaya menarik semuanya hingga hilang harta yang didapat dalam sekelip mata.